Sejarah Kerajinan Kuningan Kuno. Metalurgi kerajinan kuningan kuno bermula dari wilayah yang sekarang dikenal sebagai Suriah atau Turki. Hal ini dikarenakan pada 3000 tahun sebelum Masehi masyarakat di dua tempat itu telah mampu mengolah tembaga (Cu) dan seng (Zn) yang dicampurkan secara bersamaan dengan rumusan kadar yang bervariasi, menjadi logam kuningan.
Sekitar abad 20 SM, kerajinan logam di sekitar Laut Mediterania mampu membedakan bijih seng dari yang mengandung timah dan mulai “iseng-iseng” dengan mencampurkan bijih tembaga dalam peleburan dan pengecoran untuk membuat kerajinan kuningan berupa koin-koin uang kuningandan barang-barang lainnya.
Kemudian, mulai sekitar 300 AD, industri kerajinan kuningan berkembang dan merambah dataran benua Eropa, yakni di Jerman dan Belanda.
Meskipun para pengrajin kerajinan kuningan awal bisa mengenali perbedaan bijih seng dan bijih tembaga, mereka masih tidak mengerti bahwa seng adalah salah satu jenis mineral logam. Hingga pada tahun 1746 seorang ilmuwan Jerman, Andreas Siggismund Marggrafmengidentifikasinya bahwa seng adalah salah satu mineral logam yang memiliki sifatnya sendiri.
Untuk casing cartridge atau selongsong peluru senjata api mulai diperkenalkan pada tahun 1852.
Kuningan sebagai bahan dasar untuk membuat produk-produk kerajinan kuningan memiliki beberapa kombinasi, ketahanan korosi, dan sifat-sifatnya yang lain yang menguntungkan.
Dari sejarah kerajinan kuningan dari zaman kuno tersebut, kita dapat melihat nilai investasi dan ekonomi yang sangat luar biasa yang ditawarkan oleh kerajinan kuningan.
Ketersedianan bahan dasar dalam industri manufaktur kerajinan kuningan memiliki keuntungan tersendiri dari pada bahan lain karenan sebagian besar produk kerajinan kuningan dapat di daur ulang atau diolah dan digunakan kembali, dan ini sangat membantu dan memastikan pasokan bahan baku yang selalu tersedia setiap saat.
Komentar
Posting Komentar